Hari: 15 Maret 2017

GayaKeren.id – Hasil riset Accenture mengungkapkan bahwa para perempuan lulusan universitas di negara-negara bertumbuh pada tahun 2020 dapat menjadi generasi pertama yang  dapat mengaplikasikan tiga akselarator kunci untuk mendukung karir mereka di masa depan. Penemuan tersebut dipaparkan oleh Accenture dalam laporan yang bertajuk, “Menuju Kesetaraan 2017: Leading in the NEW”. (Maju di era Baru)

Dalam paparan tersebut Accenture mengungkapkan tiga akselarator kunci untuk membantu perempuan meningkatkan karier mereka, yaitu:

· Kemahiran digital – sejauh mana individu menggunakan teknologi digital untuk terkoneksi dengan pihak lain, belajar dan bekerja.

· Strategi dalam karir – kebutuhan bagi perempuan untuk memiliki cita-cita yang tinggi, membuat pilihan-pilihan, dan mengelola karir mereka secara proaktif.

· Penggunaan teknologi – peluang untuk mengakuisisi teknologi yang lebih besar dan kemampuan digital yang lebih kuat untuk menyeimbangi kemampuan laki-laki.

Dengan mengaplikasikan tiga kunci akselarator ini dan dipadukan dengan dukungan dari sektor bisnis, pemerintah, dan akademisi, Accenture memperkirakan bahwa perempuan secara global dapat meningkatkan pendapatan hingga 35% pada tahun 2030  atau sebesar $3,9 triliun.

Neneng Goenadi, Country Managing Director, Accenture Indonesia, mengatakan “Pegawai perempuan lebih mampu memanfaatkan peluang penting yang berguna untuk meningkatkan karir mereka di era digital. Selain itu, pegawai perempuan dianggap lebih mampu untuk menggunakan kemajuan teknologi digital untuk pekerjaan multi tasking, misalnya mengatur perjalanan dan mengelola tugas di luar kantor.

Pekerja perempuan biasanya memiliki pembimbing dibandingkan dengan rekan-rekan pria mereka. Tetapi perempuan tidak seambisius pegawai pria dalam mencapai posisi kepemimpinan senior. Perempuan menunjukkan ketergantungan lebih besar pada teknologi digital untuk mereka gunakan dalam kehidupan pribadi mereka dan juga untuk memajukan karir mereka.”

Riset ini juga mengidentifikasikan beberapa faktor penting yang menyebabkan pegawai perempuan kalah bersaing di dunia pekerjaan dibandingkan dengan pria. Mahasiswa perempuan di Indonesia kurang memiliki kesempatan dibandingkan mahasiswa laki-laki untuk memilih program studi yang mereka yakini dapat memberikan penghasilan yang tinggi (49 persen vs. 52 persen), kesempatan memiliki mentor (61 persen vs. 67 persen), atau bercita-cita menduduki posisi kepemimpinan senior (61 persen vs. 71 persen). Selain itu, perempuan muda mengalami kesulitan dalam mengadopsi teknologi baru secara cepat (64 persen vs. 74 persen) dan dalam hal penyandian dan kursus komputer (77 persen vs. 85 persen).

Namun, 80% perempuan di Indonesia mampu mencapai kesuksesan dengan cara berprofesi sebagai wirausaha ataupun sebagai pekerja lepas. 73% perempuan di Indonesia pun telah meninggalkan cara konvensional dalam bekerja dengan memanfaatkan teknologi digital. Uniknya, 68% perempuan di Indonesia lebih memilih untuk memimpin organisasi ‘filantropis’ dan lembaga non-profit, serta mendorong lebih banyak perempuan untuk mengikuti langkah mereka. Dan 93% perempuan di Indonesia percaya bahwa kesempatan mereka meningkatkan karir mereka dibandingkan wanita 20 tahun yang lalu.

“Kesetaraan gender adalah elemen penting dalam lingkungan pekerjaan, dan hal ini mempengaruhi daya kompensasi,” kata Pierre Nanterme, CEO dan Chairman Accenture. “Bisnis, pemerintah, dan akademisi memiliki peranan penting untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Kolaborasi antar organisasi ini merupakan kunci untuk memberikan peluang yang tepat, ruang lingkup dan figur panutan dalam membentuk jalan menuju perubahan.”

Selain itu, dalam memanfaatkan teknologi digital, 71% perempuan di Indonesia menggunakannya untuk mencari informasi penting untuk meningkatkan karir di pekerjaan mereka atau untuk mencari peluang pekerjaan baru. Selain itu, efisiensi dan kolaborasi kerja dengan memanfaatkan perangkat digital (skype call dan lain lain) dilakukan oleh 46% perempuan di Indonesia. Dan 47% perempuan di Indonesia memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan perjalanan karir mereka dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.