GayaKeren.id – Pembawaan yang tenang, kalem dan lemah lembut adalah ciri khas karakter seorang Anne Avantie. Nama Anne Avantie di dunia fashion tanah air tidak bisa dipisahkan dari kebaya. Keberaniannya berkreasi mengantarkan karya-karyanya menjadi sebuah tren baru. Wanita yang akrab disapa Bunda Anne ini mengaku tak menyangka ia bisa menjalani karir sampai seperti ini. Padahal, ia tak pernah bercita-cita jadi seorang desainer.

Bakatnya dalam merancang busana dikembangkannya secara otodidak. Anne tidak pernah mengenyam pendidikan formal yang khusus mempelajari seluk beluk dunia desain. Ia bahkan menempuh pendidikan hanya sampai tingkat SMP. Meski demikian, dengan semangat pantang menyerah dan kemauan belajar, ia mampu meraih prestasi tertinggi dalam karirnya.

Memutuskan hijrah ke Jakarta pada 1999 dengan memulai hidup baru dengan pikiran baru dan berkompetisi dengan designer papan atas Indonesia. Dan dengan segala kesederhanaan pola pikir dan tidak terkontaminasi Gaya Hidup, Anne berjuang hingga saat ini yang mencapai kesuksesannya.

“Ini seperti mimpi. Karena dari kecil nggak pernah mimpi bakal jadi kayak sekarang. Desainer bukan cita-cita saya. Saya berjuang terus hingga saat ini, tidak terasa. Berjuang untuk belajar menerima segala peristiwa dan bersyukur, berdamai dengan diri sendiri, dan tidak menyalahkan orang lain atas apa yang kita putuskan.  Saya bersyukur dengan orang – orang yang menjadi “bagian masa lalu” saya. Mereka adalah Pahlawan, tanpa mereka…saya bukan siapa-siapa hari ini ,” ujar pemilik nama asli Sianne Avantie saat ditemui belum lama ini.

Anne menuturkan kalau karya yang ia hasilkan adalah perjalanan hidupnya. Termasuk pilihannya untuk tetap tinggal di Semarang, bukan di Jakarta seperti kebanyakan desainer lainnya. Berangkat dari nol, bahkan tidak pernah sekolah soal fashion, Anne bersyukur dengan apa yang sudah ia dapatkan sekarang. Tantangan yang keras dari banyak sisi, membuatnya tak lelah untuk terus berusaha menampilkan yang terbaik.

Ada banyak harapan yang ia sampaikan, baik untuk diri sendiri, hingga untuk karyanya yang selama ini banyak dijiplak orang lain. Anne juga membagi resepnya agar bisa bertahan di kerasnya industri fashion.

“Lakukan sesuatu dengan hati dan cinta dan jadi saluran berkat, panjang umur, sehat. Nggak takut plagiat. Dari Sabang sampai Merauke, yang plagiat akan tetap jadi ekor. Tuhan tahu,” tegas wanita kelahiran Semarang, 20 Mei 1964 ini.

Anne Avantie piawai mengolah dan memodifikasi kebaya menjadi busana yang elegan, eksotis dan glamour. Rasanya sudah begitu banyak yang mengamini. Tak sedikit yang kemudian mengikuti jejaknya sebagai desainer kebaya. Tentunya ini menggembirakan karena kebaya sebagai warisan budaya yang adiluhung semakin terangkat pamornya, bahkan bisa menggerakkan roda industri fashion

Karya-karyanya yang fenomenal, menggelitik rasa ingin tahu. Potongan garis leher, lengan dan panjang kebaya berekor yang begitu berani; paduan warna tak lazim namun serasi; hingga padu padan kain dan aksesori yang sangat total adalah ciri khas karya luar biasa seoarang Anne Avantie.

Rasa cintanya yang teramat sangat terhadap kecantikan kebaya, membuat imajinasinya bergerak liar untuk menciptakan gradasi gaya tanpa batas dari konsep dasar kebaya. Karena Anne ingin kebaya memiliki dinamika untuk bercengkerama dengan zaman yang tak lekang di makan waktu, dan memiliki harapan sendiri untuk berkreasi.

Anne Avantie tidak hanya dikenal sebagai perancang busana handal, tetapi juga merupakan penulis buku rohani Katolik dan aktivis sosial. Aksi sosialnya yang nyata ditunjukkan dengan pembangunan rumah singgah bernama Wisma Kasih Bunda pada tahun 2002 yang merupakan kolaborasi dengan Rumah Sakit St. Elizabeth, Semarang. Mula-mula rumah singgah ini hanya diperuntukkan untuk penderita hydrocephalus. namun mulai tahun 2005 banyak penderita astreni ani, tumor, labiopalataschisis, bibir sumbing, dan penderita cacat lainnya yang datang untuk mendapatkan pertolongan.

Anne Avantie juga banyak mengadakan pelatihan dan workshop ketrampilan dan kewirausahaan untuk berbagai kalangan, mulai dari pelajar, penjahit, hingga ibu rumah tangga. Selain aktif mengadakan program subsidi silang dan pelatihan gratis, Anne juga sering diminta untuk menjadi narasumber di berbagai acara.

Di sela-sela kesibukannya sebagai desainer, ia masih menyempatkan diri untuk terlibat dalam kegiatan sosial kemanusiaan. Mengenai kiprahnya di bidang kemanusiaan, Anne mengakui, kalau awalnya tidak berjalan dengan mulus. Sebagian orang bahkan mencibir kegiatan sosial yang dilakukannya hanya sebagai upaya untuk meningkatkan popularitas. Sekalipun begitu, Anne tidak berkecil hati. Dengan mantap Anne Avantie melangkah menjawab “Panggilan Tuhan”. Ia tetap fokus menjalani keputusan untuk memberikan keseimbangan dalam kariernya maupun kehidupan rohaninya.

Kerja keras Anne di panggung dunia mode Indonesia berbuah popularitas dan limpahan materi. Semua itu disadarinya merupakan berkat dari Yang Maha Kuasa. Sebagai rasa syukurnya, Anne senantiasa berbagi pada mereka yang membutuhkan uluran tangannya. Bukan hanya dalam hal materi tapi juga ilmu. Itulah mengapa, workshop dan pelatihannya selalu dipenuhi orang-orang yang ingin menimba ilmu dari Anne Avantie tentang ketrampilan dan kewirausahaan. Mereka datang dari berbagai latar belakang, mulai dari penjahit, desainer, pelajar hingga ibu rumah tangga.

Berbicara prestasi, Anne Avantie telah berhasil mencatatkan prestasi tak hanya di dalam negeri namun hingga ke mancanegara. Pelanggannya datang dari kalangan pejabat hingga selebritis. Berbagai koleksi penghargaan sudah didapatnya, baik dalam negeri (nasional) maupun mancanegara (internasional). Busana rancangan Anne banyak menghiasi dunia mode baik nasional maupun internasional. Namanya yang sudah mendunia, bahkan tak jarang beberapa miss universe memakai jasa Anne untuk membuat kebaya khususnya.

“Percaya atau tidak, sebagai seorang perancang, saya sebetulnya memiliki banyak kekurangan. Saya tidak bisa membuat pola, tidak bisa menggambar sketsa dengan baik. Namun saya mempunyai khayalan yang sangat dinamis dan saya tidak akan tenteram jika itu tidak bisa saya ejawantahkan menjadi sebuah karya konkrit. Bagaimana proses teknis pelaksanaannya, itu mungkin tidak akan pernah tertera dalam buku-buku metode jahit manapun. Teknik pembuatan yang saya lakukan adalah teknik nurani yang membuat segala macam cara bisa masuk dalam metode saya saat berkarya. Dan satu hal yang sangat penting sebagai penjaga, yakni Tekad dan Ketekunan,” ujar Anne menegaskan.

Ketenarannya tidak membuat perancang yang terkenal dengan koleksi kebayanya itu terbang tinggi. Dia tetap memilih menjadi sederhana. Hal ini terlihat dari penampilannya yang tidak glamor seperti busana-busana rancangannya. Dia juga setia dengan rambut aslinya yang lebih sering disanggul dan diselipi bunga kamboja.

Bahkan dia tanpa rasa sungkan, menyebut dirinya tidak jauh dari kekurangan. Dia juga mengaku tidak lancar berbahasa Inggris dan tidak mengikuti kemajuan teknologi sehingga untuk menggunakan telepon pintar pun dia harus meminta bantuan asistennya.

Hal menarik lainnya, dia selalu bepergian dengan menggunakan kereta api, karena dia takut naik pesawat. Tapi dia tidak menganggap rasa takut itu sebagai keterbatasan. Dia justru bersyukur karena keterbatasan itu membuatnya selalu berada dekat dengan keluarga.

Satu hal yang patut diteladani oleh kaum perempuan dari seorang Anne Avantie adalah komitmennya untuk tidak melupakan kodratnya sebagai sebagai perempuan. Walaupun hari-harinya banyak disibukkan dengan kegiatannya sebagai desainer sekaligus pekerja sosial, ia tak pernah lalai menjalani tugasnya sebagai istri dari Joseph Henry Susilo, sekaligus ibu dari ketiga anaknya, Intan Avantie, Ernest Christoga Susilo, dan Ian Tadio Susilo.

Selama 28 tahun berkarya, Anne Avantie adalah sosok wanita yang menginpirasi. Sosok sederhana dengan sifat rendah hati, penuh kelembutan, berbelas kasih dengan tulus dan penuh cinta dan keinginan untuk terus menjadi berkat bagi sesama, Anne Avantie tak segan-segan berbagi rahasianya dalam pencarian inspirasi untuk kreasi yang menyempurnakan.

Benar-benar Kartini Pembawa Perubahan……

“Ia seutuhnya manusia dengan kelebihan yang mengagumkan, dan kekurangan yang manusiawi………”

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *