GayaKeren.id – Keberadaan barbershop di penjuru Tanah Air kian menjamur. Dari sudut gang, jalan besar hingga bangunan mewah menjelma menjadi barbershop.
Ya, kemunculan barbershop memang menjadi primadona bagi pria-pria yang ingin ‘mempertampan diri’. Hal itu pun memunculkan tren baru untuk pria bertandang ke barbershop baik sekadar memangkas rambut, shaving, hingga creambath.
Tren baru tersebut mau tak mau menggeser keberadaan pangkas rambut tradisional yang semula menjadi pilihan banyak orang. Kehadiran pangkas rambut tradisional yang dulunya ramai kini mulai ditinggalkan. Para pria mulai anak muda hingga orang dewasa lebih memilih ke barbershop untuk memoles gaya rambutnya dengan gaya kekinian.
Fenomena tersebut tentu memunculkan sebuah peluang menggiurkan bagi pelaku bisnis. Dengan tingginya minat pria ke barbershop tentu menjadi peluang bisnis yang sangat potensial untuk digarap. Tidak mengherankan, pemain yang terjun di bisnis ini juga makin banyak. Hal itu pun diakui Ade Farolan selaku Owner King Cuts Barbershop dalam obrolannya kepada Gaya Keren.
Dituturkan Ade bahwa perkembangan di bisnis ini memang semakin menggembirakan. Hal itu ditandai dengan banyaknya kehadiran barbershop yang baru buka di berbagai wilayah. Tren menggembirakan lainnya ialah keberadaan barbershop baru tersebut pun juga memprioritaskan segi service dan kualitas kepada pelanggannya. Pemandangan tersebut tentu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau dulu banyak yang sekadar buka saja. Kalau sekarang sudah banyak yang punya kemauan menambah ilmu dan skill-nya. Bagus tren-nya. Tak sekadar banyak tapi dari segi kualitas barbershop-nya semakin meningkat. Saya berharap ke depannya keberadaan barbershop ini trennya sudah sama dengan salon-salon yang sudah established,”tuturnya.
Sisi lain dari menjamurnya barbershop yang belakangan marak yang menarik untuk disoroti yakni adanya antar barbershop yang begitu kompetitif. Masing-masing barbershop menghadirkan layanan yang begitu menggiurkan. Keberadaan fisik dari barbershop sendiri, para barber yang dipekerjakan hingga desain interior dan fasilitas yang ditawarkan menjadi hal yang kompetitif dimunculkan antar barbershop.
Melihat hal tersebut, Ade pun mengaku bangga karena para pemain bisnis barbershop menjadikan berbagai elemen tersebut menjadi prioritas. Walau kenyataannya hal tersebut menimbulkan persaingan, Ade melihat bahwa hal itu tak menjadi persoalan yang mengkhawatirkan baginya.
“Persaingan kompetitif memang sudah pasti. Tapi itu positif. Dengan makin banyak pelakunya kita jadi berusaha selalu meningkatkan kemampuan, skill, dan service dari barbershop kita. Dan sebetulnya kompetisi itu bagus karena memacu kita untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik lagi. Tapi dalam artian berkompetisinya secara positif ya. Saya sendiri tak khawatir karena barbershop yang survive itu terlihat dari caranya mereka meng-update pengetahuan, skill-nya dan service-nya. Kalau hanya sekadar buka dan tak meng-update hal-hal itu, saya pikir siap-siap saja untuk gulung tikar,”ujarnya.