GayaKeren.id – Ciri-ciri anak mengalami gangguan sensorik sebenarnya bisa diamati sedini mungkin. Semua anak biasanya mengalami beberapa gangguan kecil pada masalah sensorik ketika pada masa tumbuh kembang mereka.

Gangguan ini umumnya disertai dengan gangguan pada perilaku lainnya, misalnya anak menjadi sulit konsentrasi, emosional, sampai gangguan pada proses mengunyah dan berbicara.

Gangguan sensorik ujuga sering terjadi pada anak dengan Autisme dan yang mengalami hipersensitif pada saluran cerna.

Terdapat 7 sensorik dasar pada tubuh anak, jika fungsi sensoriknya mengalami gangguan, masing-masing akan menunjukkan gejala yang berbeda berikut ini:

  1. Sensorik peraba

Indra peraba mendapat rangsangan berupa sentuhan, suhu, rasa sakit, atau geli. Gangguan sensorik pada indra ini ditunjukkan dengan gejala:

  • Tidak suka disentuh
  • Tidak menyukai label pada baju
  • Jijik terhadap mainan bulu
  • Tidak suka rambutnya disisir
  • Berjalan jinjit
  1. Sensorik pendengaran

Indra pendengaran menangkap suara-suara yang berasal dari luar. Gangguan pada sensorik ini ditandai dengan gejala:

  • Takut pada suara tertentu, seperti pengering rambut, penyedot debu, atau suara mesin pengering tangan.
  • Menangis berlebihan jika mendengar suara yang tiba-tiba seperti petasan.
  • Perhatiannya mudah teralihkan pada suara yang ia sukai yang umumnya diabaikan orang lain.
  1. Sensorik penciuman
  • Mengalami kesulitan dalam membedakan bau
  • Tidak menyukai makanan dengan bau tertentu
  1. Sensorik penglihatan

Indra penglihatan yaitu mata menangkap cahaya, warna, dan gerakan. Gangguan pada fungsi sensorik ini ditandai dengan:

  • Mudah silau
  • Senang bermain dengan suasana redup atau gelap
  • Tidak bisa menulis dalam garis lurus pada kertas kosong
  • Kesulitan dalam membedakan warna, bentuk, dan ukuran.
  1. Sensorik pengecap
  • Suka memilih-milih makanan
  • Sering memasukkan barang kedalam mulut
  • Kesulitan dalam mengunyah, menelan, dan menghisap
  1. Sensorik Propioseptif (gerakan antar sendi)
  • Senang menabrakkan diri ke badan orang lain
  • Sering menggemerutukkan gigi
  • Tidak bisa mengontrol kekuatannya saat melakukan sesuatu (selalu melakukannya dengan kekuatan penuh)
  1. Sensorik vestibular (keseimbangan)
  • Takut ketinggian
  • Tidak mau naik ayunan atau seluncuran
  • Kesulitan naik turun eskalator

Pada beberapa kasus, gangguan sensorik umumnya akan hilang sendiri seiring dengan bertambahnya usia. Namun ada beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan sensorik ini. Antara lain:

  1. Usapan di bagian kepala, bahu, tangan, pinggang, paha, kaki, telapak kaki bertujuan untuk relaksasi otot-otot yang tegang
  2. Usapan di bagian kaki untuk anak dengan jalan jinjit
  3. Tidur miring, dan diusap sepanjang abdomen berfungsi untuk mengenalkan reflex gallant (keseimbangan kanan dan kiri). Saat masa sekolah, terapi ini bisa mengurangi risiko sulit belajar.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *