GayaKeren.id – Pinky Hendarto, salah satu pengajar di Susan Budihardjo Semarang dan juga Member IFC Semarang Chapter menunjukkan kepeduliannya terhadap pandemi covid-19 dengan memproduksi masker kain dan Alat Pelindung Diri atau APD. Pinky memproduksi masker sebagai bagian dari fashion, sekaligus sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. 

Ada beragam jenis masker kain yang diproduksinya. Antara lain masker katun biasa, masker premium dengan bahan batik tulis, masker couple, masker keluarga (termasuk di dalamnya masker untuk anak-anak dan balita), serta masker cantik dengan aplikasi manik-manik. Menggunakan material Batik Tulis, katun premium (Swiss dan Jepang), scuba, satin, dan lace, setiap maskernya terdapat kantong pada bagian dalam yang bisa diisi tissue, carbon active, atau masker medis.

Dari segi bentuk pun beragam, mulai dari masker dengan potongan ala Korea dan masker dengan pola lipit. Yang membedakannya dari masker kain biasa, terdapat kawat anti karat pada bagian hidung, serta desain yang bisa disesuaikan dengan bentuk wajah agar benar-benar pas. Sementara untuk harganya, Pinky menjual maskernya secara satuan maupun paket untuk satu keluarga, dari mulai 20 ribu hingga 75 ribu. Meski dijual untuk umum, masker kain tersebut juga dibagikan secara gratis bagi mereka yang membutuhkan. Seperti pedagang kaki lima, supir ojol, tukang sampah, tukang parkir, atau siapapun yang ditemuinya dijalan dan tidak mengenakan masker, pasti dibagikannya secara gratis.

Pinky juga mulai berinisiatif memproduksi baju APD (hazmat coverall) sejak beberapa Rumah sakit di Jawa Tengah kekurangan APD, dan keberadaannya pun langka dipasaran. Tentu saja, Pinky memproduksi baju APD menyesuaikan standar medis/rumah sakit, serta terlebih dahulu berkonsultasi dengan para dokter dan perawat, kemudian melakukan uji coba sebelum memproduksi dan memberikannya ke rumahsakit. “Jadi kalau ada yang ingin berdonasi untuk rumahsakit dan yang diminta atau dibutuhkan adalah dalam bentuk APD, maka saya menjembatani keduanya,” ujar Pinky.

Hingga kini, APD hasil produksinya telah terdistribusi di beberapa rumahsakit di Semarang, Tegal, bakhan Bali. Dalam memproduksi masker maupun APD, Pinky tidak mengambil keuntungan sama sekali. Hasil penjualannya semata untuk pendapatan para penjahit, supaya mereka tetap mendapatkan penghasilan selama masa pandemi ini. Secara pribadi, ia ikut senang menjadi bagian dalam melawan pandemik ini.

Disamping misi kemanusiaan, Pinky mengatakani bahwa kedepannya masker akan menjadi gaya hidup. Yang mana masker tidak hanya berfungsi sebagai pelindung dari virus, kuman, debu dan asap, tetapi juga harus terlihat modis untuk menunjang penampilan. Dalam waktu dekat, pemilik Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo Semarang tersebut akan mengeluarkan koleksi set masker dan busana yang senada. Ia menyebutnya sebagai “Masker in Fashion”. “Pesan saya buat Lebaran nanti, tidak harus baju baru sekeluarga, tapi maskernya kembar sekeluarga, sehingga terlihat kompak dan bagus kalau difoto,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *