GayaKeren.id – Sebagai rangkaian dari kegiatan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) ke-8, Sustainable Muslim Fashion ISEF 2021 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia bersinergi dengan Indonesian Fashion Chamber dan Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) diharapkan dapat menjadi wadah akselerasi implementasi ekosistem fesyen muslim serta membangkitkan optimisme pelaku usaha syariah di masa pandemi.
Sustainable Muslim Fashion ISEF 2021 telah dimulai sejak 27 Oktober 2021 yang diselenggarakan selama empat hari secara hybrid (daring maupun luring) di Jakarta Convention Center (JCC) dan platform virtual ISEF dengan mengusung tema “New Normal is Sustainable Fashion”. Pada tahun ini, Sustainable Muslim Fashion ISEF menghadirkan 157 fashion designer, 41 brand accessories, 797 looks karya perancang mode Indonesia dan anggota Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) sektor fesyen dan aksesoris.
Dari tiga hari penyelenggaraan ISEF ke-8 2021 ada 8 panggung peragaan busana yang diisi dengan koleksi inovatif para desainer dengan berbagai tema desain yang cukup menari . Berikut beberapa desainer yang ikut mengisi catwalk ISEF 2021:
1. Anggia Handmade – Mynheer
Anggia Handmade memberi judul Mynheer untuk koleksinya kali. Terinspirasi dari kehidupan nona-nona Belanda di jaman penjajahan yang diwarnai loh penderitaan masyarakat pribumi masa itu. Secara psikologis di satu sisi mereka memiliki harga diri yang tinggi karena darah eropanya, serta di sisi lain rasa untuk memberontak pada ketidakadilan yang dialami karena mempunyai darah pribumi.
Berkonsep klasik elegant, ready to wear deluxe, dengan silhuotte A dan H dalam palete warna off white, krem, mocca, dusty pink. Material yang digunakan berbahan katun, silk, polyester, tenun ATBM dan tenun sulam tradisional. Detail yang digunakan berupa hand made embroidery dan patchwork. Total koleksi terdiri atas 6 look dengan masing-masing look berupa setelan dress dan outer.
Pada show kali ini, Anngia Handmade berkolaborasi dengan Ridaka Tenun.
2. Endangtitie – Batik Kampung Katak
Terinspirasi dari pembangunan kota Pangkal Pinang yang tetap mempertahankan kearifan lokal, salah satunya adalah tradisi Tuudung Saji.
Tudung saji merupakan tradisi perayaan makan bersama untuk merayakan sesuatu, misalnya Maulid Nabi, dimana dalam persiapannya diutamakan gotongroyong semua warga.
Pengaplikasian konsep ini diterapkan pada motif batik kontemporer dan kearifan lokal dari Bangka Belitung dengan nuansa warna khas Melayu,
kain yang digunakan ramah lingkungan dan motif kain pada batik dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk zero waste. Dan merupak
busana ready to wear dengan kesan elegant dan casual.
Untuk materinya sendiri digunakan batik tulis Bangka Belitung terbuat dari kain katun Bemberg yang dihasilkan dari inti serat pendek yang masih
menempel pada biji kapas yang dianggap tidak berharga namun memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Menggunakan Siluet A-line, pakaian terlihat
sempit dan pas di bagian atas dan melebar dari pinggang dalam garis lurus ke ujung. Siluet ini cocok untuk hampir semua bentuk tubuh wanita Siluet
H-line, siluet lurus dengan garis vertikal di pinggang menyerupai huruf H. Pakaiannya longgar, praktis, sederhana, dan fleksibel.
3. Vee House - EKOMANDI, HIDDEN TREASURY
Tenun ikat Sekomandi terdapat di daerah pegunungan, kecamatan Kalumpang yang secara administratif merupakan wilayah Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Seni budaya leluhur yang melekat pada suku Kalumpang yang masih terjaga hingga kini yakni tradisi menenun yang dikenal dengan tenun ikat tradisional Sekomandi.
Keunikan kain tenun Ikat Sekomandi, terdapat pada pola warna dan struktur kain. Dimana semua proses pengerjaannya dilakukan dengan tangan atau ditenun dengan menggunakan alat-alat tradisional lainnya. Dibutuhkan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan-bulan untuk memproduksi sehelai kain tenun ikat Sekomandi.
Untuk melestarikan wastra ini dan membuatnya bisa digunakan dan dikembangkan difashion, karena selama ini untuk sebuah look yang lebih ringan dan tidak terlalu berat kesannya sehingga bisa dipakai oleh mereka yg dinamis dan aktif pada generasi sekarang fashion designer Alvy Oktrisni memberikan sentuhan sekomandi yang lebih global taste pada design koleksi terbaru yang berjudul “Hidden Treasury” pada event ISEF 2021 ini.
Berdasarkan suara dari konsumen juga yang menginginkan tampilan modern, dinamis bernuansa etnik namun tidak “too much” walaupun sifatnya tenun ikat yang tebal tapi masih nyaman dikenakan dan lebih “global look”. Untuk cutting yang digunakan seperti biasa Vee house by Alvy Oktrisni berpola “zero waste concept” yang tentu saja sesuai dengan 3 pilar “sustainable fashion” yaitu keseimbangan antara “People, Planet, dan Profit”. Pemilihan warna pada koleksi ini adalah warna wana mengarah natural yang memakai material seperti linen, katun, wol dan suede.
4. Paradise Batik – The Caravan
Trend Forecasting : Spirituality
Inspiration : Eclectic Nomad – Kafilah
Style : Ethnic
Sebuah rombongan (dagang) di padang pasir yang terdiri dari iring – iringan unta. Selain itu ada juga yang menyebutkan bahwa kafilah adalah pengembara atau pedagang yang menjual berbagai kebutuhan pokok dengan cara berdagang secara berkeliling dan berpindah – pindah tempat. Inspirasi diambil saat para kafilah melakukan transaksi perdagangan dengan para pelanggannya.
Pada karya pakaian, motif batik dibuat menggunakan teknik tulis dengan warna Desert Sand. Siluet yang dibuat berbentuk I dan H dengan beberapa outerwear yang tidak dijahit (seperti selendang), ataupun yang diberi lubang di sisi kanan dan kiri untuk lengan. Dalam koleksi juga mengkombinasikan tenun untuk mendapatkan kesan etnik.