ibis Styles Jakarta Mangga Dua Square Sediakan Water Dispenser Berteknologi SuperiorOsmosis™, Dukung Program Ramah Lingkungan

GayaKeren.id – Sejak bertahun–tahun lalu, Accor telah berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. Sebagai salah satu hotel brand Accor, sejak tahun 2020 ibis Styles Jakarta Mangga Dua Square telah menetapkan komitmen penuh untuk berkontribusi terhadap sustainability program, seperti no more single use plastic, pengelolaan limbah sampah, hingga emisi nol karbon. ibis Styles Jakarta Mangga Dua Square ingin melangkah lebih jauh dalam hal ini. Transformasi keberlanjutannya yaitu bekerja sama dengan Bluewater dan PT Pran Indo Permata Abadi (PT P.I.P.A) dengan Accor selama 13 tahun untuk mengelola dan memproduksi air minum sendiri.

Ibis Styles Jakarta Mangga Dua Square dengan bangga mengumumkan fasilitas terbaru untuk kenyamanan para tamu yaitu water dispenser yang kini tersedia di setiap lantai. Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen kami untuk menyediakan layanan terbaik dan memastikan tamu merasa seperti di rumah sendiri selama menginap.

Water dispenser ini dilengkapi dengan teknologi penyaringan air terkini yang memastikan kualitas air minum yang bersih dan aman. Fasilitas ini tersedia 24 jam sehari, memberikan kemudahan bagi para tamu untuk mendapatkan air minum kapan saja mereka membutuhkannya, tanpa harus meninggalkan lantai mereka.

“Kami selalu mencari cara untuk meningkatkan pengalaman tamu kami, dan menyediakan water dispenser di setiap lantai adalah salah satu langkah kami dalam mencapai tujuan tersebut dan kami berharap dengan adanya fasilitas ini, tamu kami dapat menikmati kenyamanan ekstra dan merasa lebih dihargai selama menginap di hotel kami,” ujar Stephane Bryer, General Manager.

Bluewater merupakan perusahaan pengelolaan air minum berasal dari Swedia, bekerja sama dengan perusahaan asli Indonesia yaitu PT Pran Indo Permata Abadi (PT P.I.P.A)  bertujuan untuk memperkenalkan teknologi bahwa kita bisa membuat air minum sendiri. Tahap pertama dari teknologi ini yaitu purify, proses perjernihan air, membebaskan dari semua kotoran yang terbawa pada air, Bluewater menggunakan teknologi SuperiorOsmosis™ dengan menetapkan standar baru menghilangkan 99,7% kontaminan untuk kualitas air yang tak tertandingi. Setelah proses tersebut selesei, selanjutnya yaitu mineralize, menambahkan mineral dan ekstrak alami untuk rasa dan kesehatan yang lebih baik, Anda akan di buat untuk merasakan definisi ulang hidrasi dengan mineral Swedia, Kalsium dan Magnesium dengan rasio 2:1 meningkatkan kesehatan di setiap tegukan Anda, dan tahap terakhir yaitu Serve, mengisi air olahan pada botol yang dapat digunakan kembali untuk berkontribusi pada sampah bebas plastik.

Pengolahan air minum ini juga memiliki manfaat untuk kesehatan, kalsium dan magnesium dalam air meningkatkan kekuatan tulang, dan membantu fungsi jantung dan otot. Dengan menghilangkan mikroplastik dari air akan melindungi kesehatan Anda dengan mengurangi paparan terhadap potensi racun dan polutan lingkungan. Serta, menghapuskan PFAS dari air akan menjaga kesehatan Anda dengan meminimalkan paparan bahan kimia berbahaya dan persisten ini.

Fasilitas water dispenser ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan ibis Styles Jakarta Mangga Dua Square untuk menerapkan praktik ramah lingkungan. “Dengan menyediakan air minum yang mudah diakses, kami berharap dapat mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai dan mendukung inisiatif keberlanjutan yang ramah lingkungan,” tutup Stephane.

Selain water dispenser, ibis Styles Jakarta Mangga Dua Square juga menawarkan berbagai fasilitas unggulan lainnya seperti kolam renang yang bisa di akses di Novotel Jakarta Mangga Dua Square, pusat kebugaran, massage, sTREATs restoran, dan Milkyway Ballroom yang modern. ibis Styles Jakarta Mangga Dua Square terus berupaya untuk memberikan layanan terbaik bagi para tamu guna memastikan setiap kunjungan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

.

Seminar HIFDI: Akses Pengobatan Kanker di JKN – Keberpihakan pada Pemenuhan Hak Pasien

GayaKeren.id – Sejak 1 Maret 2024, pasien dengan kanker payudara stadium dini  untuk jenis tertentu seharusnya sudah bisa mengakses trastuzumab melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, hingga hari ini, harapan kesembuhan masih sebatas harapan. Kasus ini menjadi salah  satu topik yang dibahas dalam Seminar HIFDI dengan tema “Akses Pengobatan Kanker di JKN: Menciptakan Birokrasi yang Berpihak pada Pemenuhan Hak Pasien.”

Himpunan Fasyankes Dokter Indonesia (HIFDI) pada Jumat (16/08/2024) menyelenggarakan FGD yang menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), dan organisasi pasien Cancer Information and Support Center (CISC). Tujuannya adalah mendiskusikan permasalahan akses  pengobatan kanker serta mengeksplorasi solusi-solusi yang efektif dalam meningkatkan akses serta kualitas penatalaksanaan kanker di Indonesia, khususnya dalam program JKN.

Acara ini dibuka dengan sambutan dari Ketua HIFDI, Dr. Zaenal Abidin, SH, MH, yang  menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk memperbaiki akses dan kualitas pengobatan kanker. Diskusi kemudian dimoderatori oleh Dr. Putro S. Muhammad, CEFHLM, Sekretaris Jenderal HIFDI, yang memimpin sesi tanya jawab dan memastikan jalannya diskusi tetap fokus dan produktif.

Kanker adalah penyakit katastropik yang sangat membutuhkan campur tangan Pemerintah, mengingat tidak hanya mengancam nyawa pasien, tetapi juga menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, terutama akibat beban pembiayaan pengobatannya. Oleh sebab itu, sejak JKN  menjamin pelayanan kanker, telah banyak manfaat yang didapat pasien. Sayangnya, masih ada beberapa kebijakan dan implementasinya yang belum optimal sehingga pelayanan yang seharusnya bisa diberikan kepada pasien masih terhambat.

Aryanthi Baramuli Putri, pendiri dan ketua Cancer Information and Support Center (CISC), menjelaskan, “Kami sangat mengapresiasi Pemerintah yang terus berupaya meningkatkan akses pengobatan kanker. Kasus kanker terbanyak adalah kanker payudara, dan kami sangat berharap agar Pemerintah segera memberikan solusi seperti trastuzumab. Saat peraturan Menteri Kesehatan dikeluarkan yang menyatakan trastuzumab dijamin untuk kanker payudara stadium dini, pasien sangat menaruh harapan besar untuk bisa mendapatkan obat yang sangat dibutuhkan. Sayangnya, hingga saat ini hak mereka belum bisa diwujudkan; obat masih belum bisa diakses.”

Menurut laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO), terdapat 408.661 kasus kanker di Indonesia pada 2022. Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia dan menjadi penyebab kematian kanker tertinggi, yakni 9,3%.

Trastuzumab adalah pengobatan standar sejak lebih dari satu dekade lalu untuk kanker payudara jenis HER2+ yang terjadi pada satu dari lima pasien kanker payudara. Meskipun jenis kanker ini tumbuh lebih cepat dan banyak menyerang pasien berusia muda, apabila diobati sejak stadium dini dengan baik, harapan kesembuhannya tinggi. Oleh sebab itulah, ketika diputuskan bahwa Pemerintah akhirnya menjamin trastuzumab untuk kanker payudara stadium dini, pasien kanker menaruh harapan kesembuhan yang sangat besar. Sayangnya, kendala birokrasi mengaburkan harapan pasien.

Dr. Djumhana mengungkapkan harapannya agar obat-obat terbaik dari Amerika atau Eropa segera tersedia di Indonesia untuk mencegah pasien mencari pengobatan di Singapore. Ia menjelaskan pentingnya memasukkan obat-obat tersebut ke dalam sistem jaminan kesehatan nasional agar menjadi cost-effective dan tercantum dalam e-catalog BPJS Kesehatan. Proses ini melibatkan perhitungan cost-effectiveness yang harus berada di bawah ambang batas yang ditentukan oleh Formularium Nasional (Fornas) Kemenkes. Dr. Djumhana mengajak untuk melakukan studi dampak anggaran di Indonesia guna memastikan harga obat dapat ditekan dan memenuhi standar cost effectiveness. Ia menegaskan bahwa obat untuk kanker payudara stadium awal hanya akan diterima jika diberikan dengan benar dan didasarkan pada penilaian multidisiplin, termasuk oleh radiolog yang melakukan CT Scan dan pemeriksaan lainnya untuk menentukan stadium penyakit.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti MSc., PhD, mengapresiasi  kegiatan yang diadakan oleh HIFDI, yang memberikan wawasan langsung mengenai masalah di lapangan yang dihadapi dokter dan tenaga medis kanker. Ia menyatakan bahwa BPJS sangat berkomitmen untuk mendengarkan dan mencari solusi, meskipun tantangan utamanya terkait kebijakan dan bukti ilmiah. Dalam pertemuan tersebut, ia menyampaikan hasil dari meta￾analisis koheren dan menerima saran dari Dr. Djumhana untuk mengadakan pertemuan lanjutan guna mencari solusi. BPJS menunjukkan kepedulian mendalam terhadap kesehatan masyarakat Indonesia, menekankan pentingnya gotong-royong dalam menjaga kesehatan dan kesadaran bahwa kesehatan memerlukan biaya.

Di tengah upaya Pemerintah untuk terus meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan JKN, masih banyak area untuk perbaikan. Pelayanan publik yang terpusat pada pemenuhan hak pasien serta kolaborasi antara para pemangku kepentingan akan mempercepat upaya memberikan pelayanan kanker paripurna dengan pendekatan multidisiplin, sesuai dengan standar penatalaksanaan agar hasilnya pun optimal baik bagi pasien, dokter, maupun investasi kesehatan. Menuntaskan masalah trastuzumab agar bisa diakses pasien kanker payudara stadium dini adalah salah satunya.

.