GayaKeren.id – Sebuah perjalanan inspiratif dimulai dari garasi kecil di Salatiga dan kini menggemparkan pasar internasional di 16 negara. Indra Purwidiyanto, pendiri Naruna Ceramics, membuktikan bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat sederhana. Berkat kreativitas, keberlanjutan, dan keberanian, Indra berhasil menyabet penghargaan Best of the Best dalam ajang Diplomat Success Challenge (DSC) Season 15. Bukan sekadar kompetisi wirausaha, DSC telah berkembang menjadi ekosistem kewirausahaan yang mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

Keberhasilan Indra bukan hanya tentang ekspansi bisnis, tetapi juga dampak nyata yang dihasilkan. Dengan memanfaatkan material daur ulang seperti limbah kayu, ban bekas, dan abu Merapi, Naruna Ceramics tidak hanya menciptakan produk berkualitas tinggi, tetapi juga berkontribusi pada lingkungan. Lebih dari itu, bisnis ini telah memberdayakan lebih dari 100.000 pelanggan lokal melalui pelatihan keterampilan, menjadikannya contoh nyata bagaimana kewirausahaan bisa menjadi alat untuk perubahan sosial yang positif.

Ketua Dewan Komisioner DSC, Surjanto Yasaputera, menekankan bahwa keberhasilan Indra mencerminkan filosofi 3P: Paham, Piawai, dan Persona. “Bisnis bisa berubah seiring waktu, tetapi kekuatan seorang wirausahawan terletak pada pondasi yang kokoh. Paham tentang tantangan  peluang, piawai dalam menerapkan solusi inovatif, serta persona yang inspiratif dalam memimpin adalah kunci keberlanjutan bisnis,” ungkap Surjanto.

DSC Season 15 mencatat rekor dengan 36.712 proposal yang masuk, membuktikan betapa besarnya antusiasme anak muda Indonesia dalam dunia kewirausahaan. Dengan total hibah modal usaha sebesar Rp 2,5 miliar, DSC mendukung berbagai sektor bisnis, mulai dari manufaktur instrumen presisi, edukasi digital, industri kreatif, layanan kesehatan hewan, hingga aksesoris fashion berkelanjutan.

Selain Indra Purwidiyanto, para pemenang hibah lainnya adalah Reza Rahman (Gentanala), Devasari Rahmawati (Faber Instrument Indonesia), Teguh Hidayat (Jasgo Academy), Carolina Ardelia (Colore Art & Craft), Muhamad Haikal Azhari (Kamaye), Ivan Taufiq Nugraha (Sutan Vet Medika), dan Ariq Syah (Maore). Setiap nama membawa cerita perjuangan dan inovasi, membuktikan bahwa DSC bukan sekadar ajang lomba, melainkan wadah bagi pengusaha muda untuk tumbuh dan berkembang.

CEO Maka Group sekaligus Coach DSC Season 15, Andanu Prasetyo, menyoroti pentingnya jejaring dan kolaborasi dalam perjalanan seorang wirausahawan. “Menjadi entrepreneur sering kali terasa seperti perjuangan sendirian. Karena itu, DSC hadir sebagai ruang kolaborasi, berbagi pengalaman, dan membangun ekosistem bisnis yang lebih kuat,” ujarnya.

DSC tidak hanya membangun individu, tetapi juga ekosistem kewirausahaan yang kokoh. Melalui Diplomat Entrepreneur Network (DEN), alumni DSC terus mendapatkan dukungan dan jejaring bisnis yang luas. Tahun ini, DSC menggandeng berbagai pihak, termasuk TNI AL, PT Pelni (Persero), serta brand inovatif seperti OBERMAIN, Dama Kara, Justine Studio, dan Saparo, membuka peluang lebih besar bagi para entrepreneur untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Tak hanya itu, DSC juga menunjukkan komitmen dalam mendukung pertumbuhan kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), DSC mendukung program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dari Kemendikbudristek. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung di dunia usaha, tetapi juga membantu UMKM dalam mengembangkan strategi bisnis yang lebih matang. Sebanyak 50 UMKM terpilih menerima penghargaan atas kontribusi mereka dalam program ini, semakin memperkuat sinergi antara pendidikan dan kewirausahaan.

Diplomat Success Challenge bukan lagi sekadar ajang mencari pemenang, tetapi sebuah gerakan transformatif yang melahirkan entrepreneur berkarakter dengan bisnis yang berkelanjutan. Edric Chandra, Program Initiator DSC, menegaskan bahwa DSC terus beradaptasi dengan tren dan kebutuhan pasar. “DSC bukan hanya kompetisi, tetapi platform yang terus berinovasi dengan program komprehensif, kolaborasi strategis, serta ekosistem yang semakin luas. Setiap tahunnya, kami memastikan bahwa setiap entrepreneur dari DSC memiliki akses terbaik untuk berkembang,” jelas Edric.

Kesuksesan tidak hanya diukur dari seberapa besar bisnis berkembang, tetapi juga dari dampak yang diberikan kepada lingkungan dan masyarakat. Kisah Indra Purwidiyanto dan para pemenang DSC lainnya membuktikan bahwa dengan keberanian, inovasi, dan kolaborasi, perubahan nyata bisa tercipta. Lebih dari sekadar meraih sukses sendiri, inilah saatnya para entrepreneur Indonesia bersama-sama menciptakan dampak yang lebih besar. Karena sukses yang sesungguhnya bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang seberapa besar manfaat yang bisa diberikan bagi orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *