Monash University, Indonesia Menggelar Diskusi Panel Tentang Peran Perempuan Dalam Politik

Gayakeren.id – Sistem demokrasi saat ini telah melahirkan banyak peluang bagi para pegiat sosial untuk memajukan aksi sosial dan capaian politik di tengah masyarakat.

Untuk mengapresiasi seluruh capaian di atas, Monash University, Indonesia menggelar sebuah diskusi panel bertajuk “Reformasi: Stories from Women on the Front Line of the 1998 Protest”, yang berfokus mengangkat suara para perempuan dalam rangkaian peristiwa bersejarah di Indonesia tersebut.

Bekerja sama dengan Monash Herb Feith Indonesian Engagement Centre dan para peneliti Monash University, Indonesia, diskusi ini mengungkap kisah-kisah inspiratif dari para perempuan yang terlibat dalam masa transisi di era reformasi, serta bagaimana momen-momen tersebut membentuk peran perempuan di masyarakat hingga hari ini. Contohnya, meningkatnya partisipasi perempuan dalam tatanan anggota legislatif DPR-RI sebanyak 12% antara tahun 1999 (8,8%) dan tahun 2019 *20,8%).

Salah satu pembicara, Grace Wangge, Profesor Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat sekaligus VP of Engagement Monash University, Indonesia, mengatakan, “Banyak hal baru yang saya pelajari dari diskusi ini, bahkan setelah 25 tahun peristiwa Reformasi 1998 berlalu. Bukan hanya mengenai sejarah peristiwa tersebut, tapi juga cerita dari sudut pandang perempuan di momen itu. Kami di Monash University, Indonesia berharap dapat menggelar lebih banyak acara diskusi seperti ini di masa mendatang.”

Penyelenggaraan diskusi ini sejalan dengan tema inti ‘komunitas yang berkembang’, atau “thriving communities; salah satu pilar ketiga dari tujuan strategis Impact 2030 dari Monash University. Dalam diskusi panel ini, para narasumber juga mengulas tantangan yang dihadapi para mahasiswi dalam peristiwa Reformasi 1998, yaitu minimnya akses informasi publik terhadap isu terkait.

“Diskusi hari ini mengajak kita berpikir tentang bagaimana kita dapat memanfaatkan platform digital untuk membangun solidaritas dan kolaborasi antar masyarakat dengan nilai-nilai demokrasi dan kesetaraan. Kita semua dapat mengambil peran, baik di garis depan maupun belakang, untuk bersama-sama memajukan demokrasi di tengah masyarakat,” sambung Dhyta Caturani, Aktivis Kesetaraan Gender dan Pendiri Kolektif Purple Code.

Indri Saptaningrum, Direktur Institute of Public Policy dan Institute for Advanced Research Universitas Katolik Atma Jaya menambahkan, “Saat ini, kita memiliki lingkungan yang lebih baik untuk bersuara. Kita patut mengapresiasi ruang-ruang terbuka tersebut untuk menyuarakan ide-ide dan aspirasi yang kita miliki, baik secara luring maupun daring. Meski demikian, kita tidak cukup hanya bergerak untuk perubahan dalam satu ruang, namun juga perlu menghubungkan suara-suara perubahan dalam platform digital dengan aksi nyata di lapangan, demi terciptanya reformasi yang nyata.”

Panel diskusi ini dihadiri oleh mahasiswa pascasarjana Monash University, Indonesia, para profesional di bidang sosio-politik, dan juga audiens publik berusia 20 hingga 30 tahun. Monash University, Indonesia berharap kolaborasi yang melibatkan akademisi ternama dari Monash University, Indonesia, akademisi dari universitas-universitas di Indonesia, serta aktivis hak perempuan dapat memperkaya diskusi dan menyajikan beragam perspektif tentang gerakan ‘Reformasi’.

Penyelenggara dan moderator dari diskusi panel, Sabina Puspita, Direktur Muda Herb Feith Centre, menambahkan, “Ini pertama kali Herb Feith Centre mengadakan kegiatan di Indonesia dan untuk tema yang begitu penting. Tanggapan peserta kegiatan luar biasa, kami berharap kegiatan-kegiatan kami seperti hari ini dapat mendorong lebih banyak pembahasan dan riset yang berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.”

Saat ini, Monash University, Indonesia terus melanjutkan upaya pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam memperluas akses transformasi digital untuk semua kalangan melalui keterlibatan publik serta pendidikan tinggi seperti program Magister Keamanan Siber dan Magister Ilmu Data. Selain itu, program Magister Kesehatan Masyarakat serta Magister Kebijakan dan Manajemen Publik Monash juga siap membimbing para profesional Indonesia dalam membekali masyarakat dengan kebijakan-kebijakan yang relevan di sektor publik dan swasta, demi menangani potensi dan dampak dari transformasi digital yang cepat.

Rollover Reaction, Dukung Perempuan Untuk Menyayangi Diri

GayaKeren.id – Rollover Reaction, brand kosmetik lokal, turut memperingati hari perempuan Internasional dengan meluncurkan sebuah kampanye yang bertajuk “Uncover Your Stories”. Kampanye ini bertujuan untuk mengajak perempuan agar lebih mencintai diri mereka dan menggabungkan kekuatan untuk memahami dan lebih berani dalam menghadapi permasalahan dating violence atau kekerasan dalam berpacaran.   

“Kami selalu percaya perempuan itu kuat, saat mereka percaya diri dan tahu bahwa mereka itu berharga serta bernilai. Permasalahan dating violence ini kami angkat, karena perempuan yang menjadi korban kerap merasa dirinya tidak worth it. Kampanye “Uncover Your Stories” ini ingin mengingatkan para perempuan tentang hal itu, bahwa kita bisa sama-sama kuat dan saling mendukung untuk bisa menyayangi diri kita sendiri,” ungkap Tinanda Nabila selaku Co-Founder dari Rollover Reaction.

Pada kampanye “Uncover Your Stories” ini, Rollover Reaction memberikan kesempatan pada sesama perempuan untuk lebih memahami tentang kekerasan dalam berpacaran langsung, melalui aktivasi project mapping yang menangkap sisi emosional para perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran. Dengan adanya project mapping ini, diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai tindak kekerasan dalam hubungan pacaran yang dialami oleh perempuan.

Psikolog, Tara Adhisti, menjelaskan lebih jauh mengenai tindak kekerasan yang paling sering terjadi dalam lingkungan pacaran justru berawal dari kekerasan verbal dan psikologis, seperti yang diungkapkan melalui suara para perempuan di aktivasi project mapping ini. “Perhatian yang berlebihan, kata-kata sindiran yang memojokkan atau menjatuhkan, dan dibarengi dengan sikap ‘permisif’ dari pasangan, menjadi beberapa dari tanda-tanda awal atau red flag sebuah hubungan pacaran. Hal inilah yang belum banyak disadari, dan akhirnya menimbulkan kasus kekerasan terhadap perempuan yang lebih fatal lagi dampaknya, baik dari segi fisik maupun psikologis,” ujar dirinya. 

Tara kemudian menambahkan bahwa perempuan perlu menjaga kepercayaan dirinya, karena dengan begitu mereka akan bisa mengapresiasi dan melihat value diri mereka. “Saat seorang perempuan bisa menghargai diri sendiri, maka mereka akan bisa take a stand terhadap bentuk kekerasan apa pun dari pasangannya, dan menolak untuk merendahkan value diri mereka demi orang lain,” lanjutnya. 

Kampanye “Uncover Your Stories” dari Rollover Reaction juga mengajak para perempuan untuk bersatu mendukung gerakan melawan kekerasan dalam berpacaran ini dan saling mengingatkan sesama perempuan untuk menyayangi dirinya, dengan mengenakan gelang persaudaraan. Gelang ini akan dijual khusus dan terbatas bersama produk cushion PLUMP! dari Rollover Reaction, yang tersedia secara offline di Rumah Atsiri Sarinah dan official store online melalui website dan marketplace. Informasi selanjutnya mengenai kampanye “Uncover Your Stories” dan kegiatan Rollover Reaction lainnya, ikuti akun media sosial @rollover.reaction di InstagramTikTok dan Twitter.   

Dorong Wanita Tampil Ekspresif Lewat Riasan Mata

Riasan mata yang eksentrik membuat pemakainya tak hanya percaya diri tetapi juga menjadikannya jadi lebih ekspresif.

GayaKeren.id – Setiap wanita memiliki karakter yang berbeda satu sama lain. Dan, setiap karakter pun menyimpan keunikan masing-masing, termasuk soal penampilan dimana hal tersebut bisa menjadi salah satu potensi terbaiknya.

Make Over yang sukses merilis produk tata rias khusus mata yaitu Eyecentric mengusung kampanye positifnya yakni #AllEyesOnYou dan mengajak para perempuan untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dalam mengekspresikan karakternya masing-masing.

Tak ada lagi standar penilaian ideal yang menjadi sebuah batasan. Justru setiap perbedaaan dan karakter yang berbeda satu sama lain menjadi lahan potensial bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya.

Guna mendukung kampanyenya tersebut, Make Over pun menggandeng empat sosok perempuan yang memiliki keunikan dan prestasinya di bidang masing-masing. Mereka di antaranya, Asmara Abigail (aktris dan penari), Monita Tahalea (musisi), Natasha Wiggerman (model), dan Shareefa Daanish (aktris).

“Melalui Eyecentric, Make Over mendorong para wanita untuk tampil lebih ekspresif dan menjadi pusat perhatian. Tidak ada keragaan dalam mengekspresikan masing-masing karakter, karena menjadi diri sendiri dengan segala perbedaan dan keunikannya termasuk di antaranya dalam hal penampilan dapat menjadi potensi bagi setiap orang. Karenanya, kami mengembangkan program #AllEyesOnYou untuk meyakinkan para perempuan muda untuk lebih percaya diri serta tidak takut untuk tampil berbeda dan eksentrik seraya mengeksplorasi diri untuk menemukan potensi terbaiknya,”ujar Stephanie Lie selaku Make Over Brand Manager.

Lebih lanjut dituturkan Stephanie bahwa kampanye ini memang bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi para perempuan untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan kepribadian mereka yang sesungguhnya Melalui beragam tampilan tanpa adanya standar maupun batasan tertentu. Dan, berbagai varian make up yang disuguhkan membantu para perempuan memenuhi keinginan mereka untuk dapat tampil sempurna dengan keunikan karakter masing-masing.

“Kami mengharapkan agar inisiasi positif ini dapat menjadi inspirasi dan movement bagi para perempuan muda Tanah Air untuk dapat lebih percaya diri dalam mengeksplorasi karakter dan potensi dirinya,”tutup Stephanie.

L’Oréal Dukung Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja

GayaKeren.id – Kesetaraan gender di dunia kerja masih menjadi tantangan diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Data Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia tahun 2015 yang dirilis oleh International Labour Organization (ILO) untuk Indonesia menunjukkan bahwa tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja adalah sangat rendah, yaitu berkisar antara 50 hingga 55 persen selama lima tahun terakhir*.

Lebih dari 35 juta perempuan usia kerja menyatakan bahwa mereka tidak berpartisipasi dalam angkatan kerja karena  tanggung jawab keluarga. Menjawab tantangan ini, perusahaan global dan pemimpin industri kecantikan dunia, L’Oréal berusaha menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi para karyawan termasuk karyawan perempuan yang sering memiliki multi peran; dan mendukung perubahan demi tercapainya kesetaraan gender di dunia kerja.

“Visi perusahaan kami adalah untuk menjadi pemimpin dalam industri kecantikan di Indonesia yang akan didorong antara lain oleh 2 pilar utama yaitu sumber daya manusia dan perkembangan secara berkelanjutan. Sebagai perusahaan global, L’Oréal percaya bahwa kesetaraan gender di dunia kerja dapat diusahakan mulai dari lingkungan kerja yang nyaman bagi seluruh karyawan.

Dibawah payung program Share and Care, L’Oréal bertujuan untuk memberikan standar manfaat sosial secara global, sekaligus mendorong setiap negara untuk membuat inovasi sosial mereka sendiri,” jelas Umesh Phadke, Presiden Direktur PT L’Oréal Indonesia.

Program Share & Care di L’Oréal memiliki 4 pilar: 1. Protect – Karyawan terlindungi apabila terjadi hal yang tidak diinginkan sehingga mendapatkan perlindungan untuk masa depan; 2. Care – Karyawan terlindungi dari segi jaminan kesehatan; 3. Balance – Karyawan memiliki keseimbangan hidup antara pekerjaan dan kehidupan pribadi; dan 4. Enjoy – Karyawan diberikan lingkungan kerja yang nyaman.

“Di L’Oréal, kami berkomitmen untuk membuat lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan termasuk perempuan. Karyawan perempuan berhak menerima tambahan cuti hamil selama 2 minggu dari Aturan Dasar Menakertras sehingga total menjadi 14 minggu dan 3 hari cuti untuk karyawan pria mendampingi istri melahirkan. Selain itu, L’Oréal juga memungkinkan sistem kerja dari rumah atau work from home dua kali dalam satu bulan yang mendukung karyawan memiliki keseimbangan hidup.

Karyawan juga bisa lebih luwes mengatur jam kerjanya karena kenyamanan semi flexible hours memungkinkan mereka datang atau pulang lebih awal asal dalam koridor waktu kerja 8 jam. Perusahaan juga menyediakan untuk karyawan akses dan kesempatan berbagai fasilitas dan layanan kecantikan, termasuk manicure dan pedicure; massage; perawatan rambut; harga khusus untuk anggota pusat kebugaran; serta berbagai aktivitas olahraga seperti badminton, futsal dan kelas yoga. Pada masa perayaan hari besar seperti Idul Fitri, karyawan perempuan yang asisten rumah tangganya sudah pulang kampung disediakan tempat penitipan anak, sehingga mereka diperkenankan membawa serta anak ke kantor,” jelas Restu Widiati, Head of Human Resources, PT L’Oréal Indonesia.

“Program dan kenyamanan yang diberikan ini bertujuan lebih dari sekedar menjalankan program personalia, L’Oréal memiliki komitmen jangka panjang untuk mendukung perubahan demi tercapainya kesetaraan gender di dunia kerja, termasuk memberikan kesempatan kepada perempuan untuk menduduki posisi strategis di perusahaan. Hingga saat ini, 50% posisi manajerial  di L’Oréal Indonesia diampu oleh perempuan,” tutup Restu Widiati.