GayaKeren.id – Sebanyak 9 produk fesyen Indonesia berhasil menembus pasar dunia dalam ajang Collection Premiere Moscow (CPM) 30 Agustus – 2 September 2017. Salah satunya, Kasha by Sjully Darsono yang dihari pertama langsung mendapatkan pembeli.

“Hari pertama saya supprise karena baju-baju saya sudah banyak peminatnya, ada dari Kuwait, mereka tertarik dengan baju saya, mereka order, mereka bilang baju saya bisa buat baju muslim,” ujar Sjully usai acara bincang fashion bertajuk “Bring Your Brand to the Global World” di Lippo Mall Kemang, Rabu, (27/09/2017).

CPM merupakan pameran perdangangan internasional yang pertama Sjully ikuti. Sebelumnya dia pernah memperkenalkan brand Kasha keluar negeri atas undangan kedutaan besar Indonesia di India dan Republik Ceko. “Kalo diundang kedutaan bajunya yang wah, yang gala-gala gitu, mereka sih pada beli juga orang – orang kedutaan, kalau disini (CPM-red) kita ga boleh jualan, cuma buat sample aja, dan saya pilih modelnya yang lebih simple, lebih gampang dibikin kalau dalam pesan banyak, bisa,” jelasnya.

Sjully menuturkan, selama ajang CPM berlangsung brand Kasha selalu ramai pengujung. Namun menurutnya untuk medapatkan pesanan dari buyer internasional tidaklah mudah, apalagi bagi mereka yang baru pertama kali ikut serta.

“Alhamdulillah tempat saya itu selalu ramai, nyoba baju, tapi untuk yang beli yang mau order itu nggak segitu mudahnya menurut saya. Saya juga orang baru, baru sekali ikut. Mungkin kalau saya nanti berikutnya datang  orang sudah tahu barang saya, jadi orang bisa pesan lebih banyak,” tuturnya.

Dari ajang CPM ini, Sjully mengaku mendapat banyak pengalaman berharga. Ia banyak belajar dari peserta lainnya terutama dalam hal penyajian brand di ajang pameran fesyen internasional.  “Saya belajar juga bagaimana mereka yang sudah berpengalaman itu ketemu dengan buyer. Mereka bikin sesuatu bener-bener berani, pake model. Kalau disana itu, kalau pameran mereka menyiapkan model jalan – jalan pake baju mereka, pokoknya mereka itu modalnya gede,” katanya.

Dia menambahkan, banyak hal yang perlu dipersiapan dalam mengikuti ajang pameran internasional. Sjully menuturkan, dirinya harus mempersiapkan   press release, look book, line sheet (berupa photo, atau technical drawing), whole sale price, ritel price, order form. Sjully juga mengaku puas bisa ikut ajang CPM ini, dan berharap tahun depan bisa kembali ikut serta. “Persiapannya sedikit mepet, namun saya bisa tahu banyak dan siap untuk ikut tahun berkutnya,” ujarnya.

Sementara Fashion PR, Amy Wirabudi, mengatakan, Kasha adalah brand yang sudah establish di Indonesia. Sebelum memboyong Kasha ke Moscow, pihaknya lebih dulu melihat track record Kasha di Indonesia. Ternyata produk Kasha termasuk yang terbaik dari segi kwalitas dan penjualan.

“Kasha itu bisa sampai masuk karena kita melihat trak record dia,  disini (Kemang Vilage-red) penjualannya termasuk yang tinggi, di Galeries Lafayette juga termasuk brand terbaik. Jadi dari situ aja kita sudah bisa melihat kemampuan dan kapasitasnya dia. Dan ketika kami mengajukan ke pihak CPM Moscow pun itu disambut baik bahwa baju dari Kasha ini bisa diterima oleh buyer mereka disana, dan terbukti,  pada hari pertama produknya mendapat banyak perhatian buyer dari berbagai negara seakligus di order oleh buyer dari Kuwait di hari pertama,” tuturnya.

Keikutsertaan 9 brand Indonesia dalam ajang CPM terlaksana atas prakarsa Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM). “Peranserta Kementrian Perindustrian tidak hanya pada membentuk brand –nya saja, tetapi juga sampai pada memberikan jalan pada brand tersebut untuk go global,” tutup Ami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *